Sabtu, 05 Desember 2009

ASKEP TUMOR PARU

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN


A. KONSEP DASAR
Pada umumnya tumor paru terbagi atas tumor jinak (5 %) antara lain adenoma, hamartoma dan tumor ganas (90%) adalah karsinoma bronkogenik. Karena pertimbangan klinis maka yang dibahas adalah kanker paru atau karsinoma bronkogenik.
1. Pengertian
Menurut Hood Alsagaff, dkk. 1993, karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas. Sedangkan menurut Susan Wilson dan June Thompson, 1990, kanker paru adalah suatu pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel anaplastik dalam paru.
2. Etiologi
Seperti kanker pada umumnya, etiologi yang pasti dari kanker paru masih belum diketahui, namun diperkirakan bahwa inhalasi jangka panjang dari bahan – bahan karsiogenik merupakan faktor utama, tanpa mengesampingkan kemungkinan perana predisposisi hubungan keluarga ataupun suku bangsa atau ras serta status imunologis.
1. Pengaruh rokok.
2. Pengaruh paparan industri
3. Pengaruh adanya penyakit lain atau predisposisi oleh karena adanya penyakit lain.
4. Pengaruh genetik dan status imunologis.
3. Patofisiologi.
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel, daerah asal, dan kecepatan pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid (sel skuamosa), karsinoma sel kecil (sel oat), karsinoma sel besar (tak terdeferensiasi) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh di cabang bronkus perifer dan alveoli. Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai prognosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokarsinoma prognosis baik karena sel ini pertumbuhan lambat.
4. Gejala Klinis
Pada waktu masih dini gejala sangat tidak jelas utama seperti batuk lama dan infeksi saluran pernapasan. Oleh karena itu pada pasien dengan batuk lama 2 minggu sampai 1 bulan harus dibuatkan foto X dengan gejala lain dyspnea, hemoptoe, febris, berat badan menurun dan anemia. Pada keadaan yang sudah berlanjut akan ada gejala ekstrapulmoner seperti nyeri tulang, stagnasi (vena cava superior syndroma).
Rata – rata lama hidup pasien dengan kanker paru mulai dari diagnosis awal 2 – 5 tahun. Alasannya adalah pada saat kanker paru terdiagnosa, sudah metastase ke daerah limfatik dan lainnya. Pada pasien lansia dan pasien dengan kondisi penyakit lain, lama hidup mungkin lebih pendek.

5. Pentahapan Klinik (Clinical staging)
Klasifikasi berdasarkan TNM : tumor, nodul dan metastase.
1. T : T0 : Tidak tampak tumor primer
T1 : Diameter tumor < 3 cm, tanpa invasi ke bronkus T2 : Diameter > 3 cm, dapat disertai atelektasis atau pneumonitis, namun berjarak lebih dari 2 cm dari karina, serta belum ada efusi pleura.
T3 : Tumor ukuran besar dengan tanda invasi ke sekitar atau sudah dekat karina dan atau disetai efusi pleura.
2. N : N0 : Tidak didapatkan penjalaran ke kelenjar limfe regional
N1 : Terdapat penjalaran ke kelenjar limfe hilus ipsilateral
N2 : Terdapat penjalaran ke kelenjar limfe mediastinum atau kontralateral
N3 : Terdapat penjalaran ke kelenjar limfe ekstratorakal
3. M : M0 : Tidak terdapat metastase jauh
M1 : Sudah terdapat metastase jauh ke organ – organ lain.







6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Chest x – ray ( pandangan lateral dan poteroanterior), tomografi dada dan CT scanning.
2. Radioisotop scanning
3. Tes Laboratorium
a. Pengumpulan sputum untu sitologi, bronkoskopi dengan biopsi, hapusan dan perkutaneus biopsi
b. Mediastinoskopi

7. Manajemen Medis
1. Manajemen umum : terapi radiasi
2. Pembedahan : Lobektomi, pneumonektomi, dan reseksi.
3. Terapi obat : kemoterapi

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat :
Perokok berat dan kronis, terpajan terhadpa lingkungan karsinogen, penyakit paru kronis sebelumnya yang telah mengakibatkan pembentukan jaringan parut dan fibrosis pada jaringan paru.
b. Pemeriksaan fisik pada pernapasan
Batuk menetap akibat sekresi cairan, mengi, dyspnea, hemoptisis karena erosi kapiler di jalan napas, sputum meningkat dengan bau tak sedap akibat akumulasi sel yang nekrosis di daerah obstruksi akibat tumor, infeksi saluran pernapasan berulang, nyeri dada karena penekanan saraf pleural oleh tumor, efusi pleura bila tumor mengganggu dinding par, disfagia, edema daerah muka, leher dan lengan.
c. Nutrisi :
Kelemahan, berat badan menurun dan anoreksia
d. Psikososial :
Takut, cemas, tanda –tanda kehilangan.
e. Tanda vital
Penngkatan suhu tubuh, takipnea
f. Pemeriksaan diagnostik.

2. Diagnosa keperawatan
1. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi bronkial sekunder karena invasi tumor.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan dan dyspnea
4. Perasaan cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai tumor paru.


3. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan P e r e n c a n a a n
Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi bronkial sekunder karena invasi tumor.
Bersihan jalan napas akan paten dengan kriteria batuk hilang, suara napas bersih, x –ray bersih. 1. Auskultasi paru akan ronkii, rales atau mengi.

2. Monitor hasil sputum sitologi
3. Beri posisi optimal kepala tempat tidru ditinggikan.


4. Atur humifier oksigen

5. Bantu pasien dengan ambulasi atau ubah posisi
6. Anjurkan intake 1,5 – 2 L/hari kecuali kontraindikasi
7. Bantu pasien yang batuk Lihat adekuatnya pertukaran gas dan luasnya obstruksi jalan napas karena skeret.
Melihat adanya sel kanker
Sekret bergerak sesuai gravitasi sesuai perubaha posisi. Meninggikan kepala tempat tidur memungkinkan diafragma untuk brkontraksi
Mensuplay oksigen dan mengurangi kerja pernapasan
Sekret bergerak sesuai perubahan tubuh terhadap gravitasi
Mengencerkan sekret

Batuk mengeluarkan sekret yang menunmpuk
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru.
Mendemonstrasikan bebas nyeri dengan kriteria ekspresi wajah rileks, pengembangan paru optimal, menyatakan nyeri hilang 1. Beri analgesik dan evaluasi keefektifannya


2. Untuk meminimalkan nyeri dada pleural : Anjurkan untuk menahan dada dengan kedua tangan atau dengan bantal saat batuk, dorong pasien untuk berhenti merokok, dan berikan pelembab udara sesuai order dan obat antitusif

3. Untuk meminimalkan nyeri tulang : mmembalik hati - hati dan berikan dukungan, hindari menarik ekstremitas, berikan matras yang lembut, ubah posisi tiap 2 jam. Rasa nyaman merupakan prioritas dalam pemberian perawatan pasien demgam tumor. Kontrol rasa nyeri butuh narkotik dosis tinggi.
Napas dalam dan batuk kuat meregangkan membran pleura dan menimbulkan nyeri dada pleuritik. Nikotin dari tembakau bisa menyebabkan konstriksi bronkial dan menuruhkan gerakan silia yang melapisi saluran pernapasan. Anti batuk menekan pusat batuk di otak
Metastase ke tulang menyebabkan nyeri hebat. Pada banyak pasien bahkan sentuhan ringan dapat menimbjlkan rasa nyeri.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan dan dyspnea
Status nutrisi ditingkatkan dengan kriteria BB bertambah, makan sesuai diet seimbanmg, albumin, limfosit normal, lingkar lengan normal 1. Kaji diet harian dan kebutuhannya
2. Timbang BB tiap minggu
3. Kaji faktor psikologi


4. Moniitor albumin dan limfosit

5. Beri oksigen selama makan sesuai keperluan
6. Anjurkan oral care sebelum makan

7. Atur anti emetik sebelum makan

8. Berikan diet TKTP
9. Atur pemberian vitamin sesuai order Bantu menentukan diet individu
Sesuai penngkatan nutrisi.
Mengidentifikasi efek psikologis yang mempengaruhi menurunnya makan dan minum
Indikasi adekuatnya protein untuk sistem imun
Mengurangi dyspnea denan mengurangi kerja paru
Menghilangkan rasa sputum yang bisa mengurangi napsu makan pasien
Mengurangi mual yang bisa mempengaruhi napsu makan
Mendukung sistem imun
Sebagai diet suplemen atau tambahan




4.


Aktivitas intolerans berhubungan dengan kelemahan secara umum.



Pasien mampu melakukan akvitas tanpa keleahan atau dyspnea dengan kriteria hasil mampu melakukan aktivitas hariannya.


1. Observasi respon terhadap aktivitas
2. Identifikasi faktor yang mempengaruhi intolerans seperti stres, efek samping obat
3. rencanakan periode istirahat di antara waktu bekerja
4. anjurkan untuk lakukan aktivitas sesuai kemampuan pasien
5. berikan program latihan aktivitas sesuai toleransi
6. Rencanakan bersama keluarga mengurangi energi yang berlebihan saat melakukan aktivitas harian



Melihat kemapuan beraktivitas
Intevensi dilaksanakan sesuai faktor yang mempengaruhi
Mengurangi kelelahan melalui isitirahat yang cukup
Menemukan pasien kebutuhannya ttanpa menyebabkan kelelahan
Meningkatkan independensi pasien sendiri
Identifikasi menyimpan energi .

BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 65 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Lingkungan IV, Langkat.
Tanggal Masuk RS : 11 Agustus 2009
Nomor Register : 00.40.08.13

Penanggung Jawab Klien
Nama : Sarmiyah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan Keluarga : Istri
Alamat : Lingkungan IV, Langkat.

II. Status Kesehatan
1. Keluhan utama : Nyeri dada, sesak nafas, dan batuk.
2. Faktor pencetus : Nyeri dada dialami Px ± 2 tahun ini, nyeri bersifat hilang timbul, nyeri seperti tertusuk, nyeri bertanbah berat dalm satu bulan ini, nyeri bersifat terus menrus, menjalar ke lengan kanan dan punggung sebelah kanan.

III. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Palliative : Tumor paru disebabkan terinfeksi zat arsenic/pestisida.
2. Qualitative : Tumor Paru.
3. Region : Nyeri dada, sesak nafas, dan batuk.
4. Saverty : Keadaan umum tampak lemas.
5. Time : Hal ini terjadi dalam satu bulan ini

IV. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
1. Klien tidak pernah dirawat karena menderita penyakit yang serius, Klien tidak ada riwayat alergi, riwayat imunisasi tidak jelas, Klien ada riwayat kebiasaan merokok dan kebiasaan menggunakan pestisida tanpa memakai masker.

2. Pola Aktivitas Sehari-hari
Aktivitas
Sehari-hari Sebelum Masuk
Rumah Sakit Sesudah Masuk
Rumah Sakit
Pola Nutrisi Makan 3 x sehari dengan nasi dan lauk Makan 3 x sehari dengan diet MB

Pola Eliminasi BAB 2 x sehari, konsistensi lembek, warna kuning tengguli BAB 2 x sehari, konsistensi lembek, warna kuning tengguli

BAK 3-4 x sehari, warna kuning jernih BAK 3 x sehari dengan warna kuning keruh, bau khas

Pola Tidur dan Istirahat Tidur 6-8 jam sehari dari jam 22.00 – 06.00 Wib, kesulitan dalam hal tidur tidak ada Tidur 5-6 jam sehari dari jam 23.00 – 05.00 Wib, masih ada kesulitan dalam tidur.
Pola Aktivitas dan Latihan Klien bekerja sebagai Petani.
Klien tidak dapat bekerja.
Personal Hygiene Klien mandi 2 x sehari, gosok gigi sehabis makan, klien mencuci rambut bila perlu saja Klien dimandikan dengan menggunakan air hangat 1 x setiap hari.








V. Riwayat Keluarga
Geogram:









Keterangan :

= laki-laki

= perempuan

= laki-laki yang meninggal

= perempuan yang meninggal

= pasien

= tinggal satu rumah



VI. Aspek Psikososial
Klien tinggal bersama keluarganya dengan menganut adat istiadat daerah Jawa. Dalam keluarga Klien sering menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar, pengambilan keputusan dilakukan sendiri dan terlebih dahulu dimusyawarahkan. Hubungan klien dengan keluarga baik, dimana klien sering dijenguk oleh keluarga dekat.

VII. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital tanggal 11 Agustus 2009
TD : 80/60 mmHg,
Pols : 104 x/i,
Temp : 370 C,
RR : 32 x/i,

- Kepala : Bentuknya oval, sering merasakan pusing.
- Mata : Bentuknya simetris, reaksi terhadap cahaya bagus, ada reaksi buka mata, fungsi penglihatan jelas.
- Hidung : Klien menggunakan Oksigen (5-6 l/i).
- Mulut dan tenggorok : Mukosa bibir Klien tidak kering.
- Dada/ pernapasan : Simetris, adanya bunyi nafas ronkhi. Klien sesak, respirasi 32 x/i.
- Sirkulasi : Tidak dijumpai adanya keluhan.
- Abdomen : Tidak dijumpai adanya keluhan
- Genitalia : Bersih, tidak memakai kateter.
- Ekstremitas : Pada tangan kiri terpasang infus.
- Kulit : Turgor kulit bagus, warna kulit sawo matang.


- Data laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tanggal 05 Agustus 2009
Faal hati :
Bilirubin total : 0,56 mg/dl Normal : < 1 mg/dl
Bilirubin direct : 0,16 mg/dl Normal : < 0,25 mg/dl
Alkalin Fost : 136 u/l Normal : 40-129 u/l
SGOT : 95 u/l Normal : < 38 u/l
SGPT : 51 u/l Normal : < 40 u/l
Tot. Protein : 5,9 g/dl Normal : 6,0-8,0 g/dl
Albumin : 2,7 g/dl Normal : 3,7-5,1 g/dl
Globulin : 3,2 g/dl Normal : 2,6-3,6 g/dl
Faal Ginjal
Ureum : 55 mg/dl Normal : 10-50 mg/dl
Creatinin : 0,71 mg/dl Normal : 0,7-1,4 mg/dl
Uric acid : 6,40 mg/dl Normal : 3,0-7,0 mg/dl
Natrium : 141 mEq/L Normal : 135-155 mEq/L
Kalium : 4,8 mEq/L Normal : 3,6-5,5 mEq/L
Chlorida : 94 mEq/L Normal : 96-106 mEq/L




Analisa Gas Darah
Ph : 7,442 Normal : 7,35-7,45
PCO2 : 39.3 mmHg Normal : 38-42 mmHg
PO2 : 68,7 mmHg Normal : 85-100 mmHg
Bikarbonat : 26,2 Normal : 22-26
Tot. CO2 : 27,4 Normal : 19-25
Base exes : 2,1 Normal : -2 - +2
Saturasi O2 : 94,4 Normal : 95-100

- Diagnosa Medis : Tumor Paru

- Pengobatan
Inj. Tramadol 1 amp/8 jam
Ranitidine 1 amp/12 jam
Ambroxol 3x1
Cefixin 2x100 mg
Metyl Predinisolon 3x4 mg
Nebule Ventolin + Flixotide /8 jam
Inf. Aminofusin 1 fls/H
NaCl
CT. Scan
FNAB

- Diet :
MB












B. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1.







2.








3.











Data Subjektif :
- Klien mengatakan sesak pada saat bernafas.

Data Objektif :
- Klien menggunakan oksigen (5-6l/i) bila merasa sesak pada saat bernafas.


Data subjektif :
Klien mengatakan bahwa dadanya terasa nyeri (sedang) dan batuk..

Data Objektif :
- Klien meringis kesakitan bila serangan muncul.


Data Subjektif :
- Klien menanyakan tentang penyakitnya.

Data Objektif :
- Klien dan Keluarga terlihat sering bertanya tentang penyakit yang diderita Klien.
Pengaruh rokok dan zat arsenic/pestisida.






Penekanan saraf oleh tumor.







Kurangnya pengetahuan tentang Tumor Paru

Kurang efektifnya kebersihan jalan nafas.





Gangguan rasa nyaman : Nyeri (sedang)





Cemas

C. PRIORITAS DIAGNOSA MASALAH
1. Kurangnya kebersihan jalan nafas b/d pengaruh rokok dan zat arsenik/pestisida d/d Klien merasa sesak pada saat bernafas.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri (sedang) b/d penekanan saraf oleh tumor paru d/d Klien mengatakan terasa nyeri di bagian dada dan batuk.
3. Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang Tumor Paru d/d Klien dan keluarga sering bertanya tentang penyakit yang diderita Klien.

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. S Ruangan : Rindu A3
Umur : 65 tahun Diagnosa Medis : Tumor Paru

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1 Dx I Mengefektifkan kebersihan jalan nafas
- Sesak berkurang
- Klien tidak memakai Oksigen lagi. - Auskultasi paru akan ronkii, rales atau mengi.

- Monitor hasil sputum sitologi
- Atur humifier oksigen

- Bantu pasien dengan ambulasi atau ubah posisi
Lihat adekuatnya pertukaran gas dan luasnya obstruksi jalan napas karena skeret.

Melihat adanya sel kanker
Meninggikan kepala tempat tidur memungkinkan diafragma untuk berkontraksi
Mensuplay oksigen dan mengurangi kerja pernapasan

Dx II Mengurangi rasa nyeri.
Kriteria hasil :
- Nyeri berkurang.
- Wajah Klien terlihat lebih rilex. 1.Kaji lokasi nyeri.

2. Memberikan posisi nyaman.

3. Menganjurkan Klien agar tidak banyak bergerak.
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik.

. 1. Untuk mengidentifikasi lokasi nyeri supaya intervensi lebih efektif.
2. Diharapkan dengan posisi yang nyaman, nyeri dapat berkurang.
3. Pergerakan yang banyak dapat memicu nyeri bertambah.
4. Analgesik merupakan jenis obat yang berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri.

3 Dx 3 Cemas teratasi
Kriteria hasil :
- Klien dan keluarga mengetahui tentang proses penyakit
- Keluarga klien kooperatif dalam pengobatan 1. Berikan komunikasi terapeutik untuk memberi penjelasan tentang penyakit klien
2. Ciptakan kepada keluarga suasana yang tenang dan nyaman
3. Anjurkan keluarga untuk selalu berdoa kepada Tuhan 1. Menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit dan penatalaksanaan di rumah

2. Memberi kesempatan bagi keluarga untuk istirahat dan mengurangi kecemasan
3. Lebih mendekatkan diri keluarga kepada Tuhan terutama dalam penyakitnya










E. CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

No Tanggal No Dx Implementasi Evaluasi
1 12 Agustus 2009 Dx 1 08.45
- Mengkaji k/u Klien
- Memberikan posisi nyaman
11.00
- Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat ( Nebule Ventolin + Flixotide /8 jam)

S :Klien mengatakan masih merasa sesak saat bernafas.
O : Klien tampak sesak dan batuk.
A : Masalah belum teratasi.
P :Intervensi dilanjutkan.
Dx2 Jam 08.30
-Mengkaji k/u Klien.
-Memberikan posisi nyaman
Jam 13.15
-Menganjurkan Klien untuk beristirahat dan tidak banyak bergerak. S : Klien mengatakan masih ada rasa nyeri di bagian dada.
O : Klien tampak meringis kesakitan.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Dx 3 Jam 08.45
-Mengkaji k/u Klien
Jam 11.15
-Komunikasi teraupetik S : Klien mengatakn sudah mulai mengerti tentang penyakitnya.
O : Klien tampak tidak cemas, dan jarang bertanya tentang penyakitnya lagi.
A : Masalah sebahagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan.

2
13 Agustus 2009
Dx 1
08.45
- Mengkaji k/u Klien
- Memberikan posisi nyaman
11.00
- Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat ( Nebule Ventolin + Flixotide /8 jam)


S :Klien mengatakan masih merasa sesak saat bernafas.
O : Klien tampak sesak dan batuk.
A : Masalah belum teratasi.
P :Intervensi dilanjutkan.
Dx2 Jam 08.30
-Mengkaji k/u Klien.
-Memberikan posisi nyaman
Jam 13.15
-Menganjurkan Klien untuk beristirahat dan tidak banyak bergerak. S : Klien mengatakan masih ada rasa nyeri di bagian dada.
O : Klien tampak meringis kesakitan
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Dx 3 Jam 08.45
-Mengkaji k/u Klien
Jam 11.00
-Komunikasi teraupetik S : Klien mengatakn sudah mengerti tentang penyakitnya.
O : Klien tampak tidak cemas, dan tidak bertanya lagi tentang penyakitnya.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.




3 14 Agustus 2008 Dx 1 08.45
- Mengkaji k/u Klien
- Memberikan posisi nyaman

11.00
- Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat ( Nebule Ventolin + Flixotide /8 jam)

S :Klien mengatakan masih merasa sesak saat bernafas.
O : Klien tampak sesak dan batuk.

A : Masalah belum teratasi.
P :Intervensi dilanjutkan.





Dx2 Jam 08.30
-Mengkaji k/u Klien.
-Memberikan posisi nyaman
Jam 13.15
-Menganjurkan Klien untuk beristirahat dan tidak banyak bergerak. S : Klien mengatakan masih ada rasa nyeri di bagian dada.
O : Klien tampak meringis kesakitan.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar